Tuesday, August 23, 2016

pajak kendaraan


Tulisan ini untuk mengingat kejadian yang sudah beberapa tahun kemaren terjadi,  cuman untuk reminder diri sendiri.

Pada saat kami pindah lagi ke kota yang kami tinggali saat ini (waktu itu), sebagai warga negara yang baek kami pun membayar pajak dengan semestinya. Pajak rumah dan pajak kendaraan dibayarkan tiap tahun sesuai dengan tanggal jatuh temponya masing-masing.

Pada saat akan mendekati jatuh tempo waktu pembayaran pajak kendaraan, kami pun bermaksud melakukan pembayaran.… pergi ke tempat pembayaran, ikuti prosedur, bayar, selesai. Itulah yang kami bayangkan sebagai wajib pajak, dan itulah yang terjadi selama ini di tempat tinggal saya sebelumnya.

Sesampainya di tempat kami mau melakukan pembayaran pajak, kami lihat papan besar bertuliskan alur pembayaran pajak kendaraan, yaitu urutan-urutan loket beserta syarat-syarat yang dibutuhkan pada masing-masing loket. Di dekat situ juga ada papan berukuran sedang tertulis warning dengan bacaan kurang lebih seperti ini, “hindari calo”. Kami pun makin semangat untuk membayar pajak dengan melengkapi syarat-syarat yang dibutuhkan sesuai yang tertulis.

Kami menyusun syarat-syarat tersebut di meja tunggu depan loket. Tidak jauh tempat kami duduk, ada bapak-bapak dengan umur sebaya saya duduk di bangku yang ada mejanya. Bapak-bapak tersebut jelas bukan petugas karena tidak terlihat pakaian seragamnya, dan pada saat  pertama melihat saya menduga bapak-bapak tersebut adalah wajib pajak seperti saya. Persis di sebelah bapak-bapak tersebut duduk seorang petugas wanita dengan seragam lengkap.

“Pak, mau perpanjang pajak kendaraan ya… susun syarat-syaratnya di sini Pak” bapak-bapak tersebut menyapa saya. Dengan sopan saya pun menjawab, “Gak usah Pak, biar saya susun sendiri saja”. Bapak-bapak tersebut menjawab pernyataan saya dengan ketus… “Oh gitu, lihat ajalah, pasti nanti disuruh ke sini”. Agak terkejut juga saya mendengar jawaban tersebut, dalam hati saya berpikir kenapa harus kesitu.

Kami pun bergegas ke loket 1 menyerahkan syarat-syarat yagn telah kami susun. Begitu masuk loket 1 ketemu dengan petugas dengan pakaian dinas lengkap. Dan… ketika menyerahkan syarat-syarat, pertugas tersebut bilang… “Pak, syarat-syaratnya disusun dulu di sebelah sana…” (sambil menunjuk bapak-bapak di sebelah saya tadi. Jeng.. jeng.. jeng…..

Hehehe…


Mendengar “instruksi” dari petugas tersebut langsung berpikir bahwa bapak-bapak yang ditunjuk oleh petugas adalah calo. Ah, jelek kali lah ya pikiran saya… Tapi dari prosedur yang yang lihat di papan besar dan yang terjadi koq ada perbedaan ya… atau mungkin saya yang salah menafsirkan papan besar tersebut?